Jangan Lupa Sejarah Desamu !

Saturday, April 16, 2016

Pada pagi itu,  semua jalan yang menuju kebun ayu dari segala penjuru dipagar betis. Dijaga ketat oleh aparat  berseragam lengkap dengan senjata. Entah berapa banyaknya tak dapat dihitung. Konon ada instruksi kalau ada mobil putih itu lewat harus dicegat, kalo tidak mau dicegat tembak bannya.


Memang sejak malamnya, aparat sudah berkeliaran di Kebun Ayu dan sekitarnya. Mereka berusaha menggagalkan pengajian silaturahmi Maulana Syaikh TGKH. M. Zainuddin Abdul Madjid di Madrasah NW Kebun Ayu. Maulanasyaikh yang sudah menerima laporan dari jamaah tentang suasana yang mencekam itu, mengaskan ; ‘’biar diledakkan bom di Kebun Ayu pengajian jalan terus."

Demikianlah, setelah jarum jam menunjukkan angka 10.30 melajulah dengan tenang mobil putih (mobil setengah abad) yang beliau tumpangi di depan aparat yang  berjejer di pinggir jalan di pertigaan jalan menuju Kebun Ayu. Sewaktu melihat mereka, Maulanasyaikh tiba-tiba berkata : ‘’Ni Tuan Guru Bajang Lawan’’, sembari melirik kepada Cucunya Lalu Gede Muhammad Zainuddin Ats-Tsani yang waktu itu baru berumur 8 tahun.
Ajaib, mereka yang berjejer di pinggir jalan itu tidak ada yang menegur dan tidak ada yang menyapa. Semua berdiri seperti patung. Demikian juga setelah sampai Kebun Ayu tampak banyak sekali aparat yang berjaga-jaga, semuanya membisu. Akhirnya sampailah Maulana Syaikh di lokasi pengajian, yaitu di Madrasah Ibtidaiyah NW KEBUN AYU.

Sewaktu kendaraan belok kiri menuju gang madrasah, pengusaha desa tiba-tiba membuang jaketnya ke tengah jalan karena sangat kesal akibat usahanya yang gagal total.
Maka berlangsunglah pengajian dengan tertib dan aman. Demikian cerita sopir Maulana Syaikh dan pengurus Madrasah NW KEBUN AYU.

(Dikutip dari buku: "Orang Maroko Itu Sembuh di Lombok Kumpulan Keramat Maulana Syaikh TGKH. MUHAMMAD ZAINUDDIN ABDUL MAJDID", yang ditulis oleh Mantan Sekjen PBNW, Drs. TGH. Abdul Hayyi Nukman, MM.)

2 comments: